Connect with us

Ragam

Nostalgia Indah “Manusia yang lahir tahun 70-90an”

At vero eos et accusamus et iusto odio dignissimos ducimus qui blanditiis praesentium voluptatum deleniti atque.

Photo: Shutterstock

Published

on

Nostalgia Indah “Manusia yang lahir tahun 70-90an”

Saya tulis versi Sulawesi Selatan (bugis/Makassar).

Mari kita simak, mungkin ada pengalaman pribadita..hehehehe

Pergi sekolah jalan kaki, tidak pernah diantar apalagi dijemput, Pakai baju & sepatu sendiri bahkan kadang hanya pakai sandal, Baju disterika pakai arang, Kadang melekat di baju sisa arangnya, Hujan tak ada payung terpaksa hanya pakai daun pisang tak ada jas hujan, tapi biasanya pakai kantong plastik, tidak pakai tas, hanya pakai kresek atau kantong plastik bekas bungkus sarung, Pulang sekolah tak ada tidur siang Karena harus pergi mengaji Sebelum mengaji harus angkat air di rumah guru mengaji Terlambat mengaji dihukum dengan “ di eppe”(jari dijepit diantara rangkaian rotan).

Berlomba cepat pulang saat mengaji Singgah di sungai, berenang sembari tangan ke atas bawa sepatu, Meski kotor tapi tak pernah kita merasa gatal, Main hujan tak pernah influenza, Karena kita sangat bersahabat dengan alam.

Senangnya mengerjai teman sekolahMenyimpan gula karet di tempat duduknya atau menempel kertas dibelakang bajunya Bertulis, “saya orang gila” atau menyimpan barang “aneh” dibangkunya misalnya jangkrik atau kecoa, bangku yang panjang dan kursi panjang kalau Guru tahu, dicambuk atau di pukul mistar kayu satu kelas.

Perempuan Bermain pakai karet, Maddanda (Melompati gambar di tanah), Mammini (Melompati talian karet) Maggulaceng, Mabbekkele (pakai bola dan bantal2 kecil).

Yang laki-laki ma enggo (dikejar), Mang asing asing (menghadang), Manggolo (main bola), Mattingko (petak umpet), Ma’ baguli (main kelereng), Kalau gabung palingan, Makkasti, Mabboi, Maccukke, dan tentu yang paling mengasyikkan adalah main layang-layang disertai pitu-pitu (suara pita yang dipasang dilayangan).

Sakit kita tak pernah dibawa ke dokter, Tetapi ditempeli saja ramuan daun2 di jidat Kalau parah sedikit paling ke puskesmas dan obatnya hanya antalgin dan paracetamol, terserah mau penyakitnya apa. Tidak ada penyakit yang membahayakan hanya semacam salesma atau kena paku di jalan atau kena pecahan beling, atau jatuh karena kajili-jili saat bermain, setelah dianggap sehat, biasanya dimandi pakai ramuan daun daun atau di asapi.

Semua teman sama, tak ada pacar-pacaran, bermain berbaur laki perempuan “kalau orang dewasa mengejek kita pacaran sama si “anu”, Wajah kita memerah karena malu, dan kadang kita menangis karena tidak terima diejek, Pulang “mappicceng” (mengadu) ke orang tua tapi orang tua cuma ketawa, Kita dipukul guru di sekolah atau dijemur di depan kelas disuruh berdiri dengan satu kaki dilempar penghapus sampai memutih muka tak pernah kita mengadu ke orang tua. (jaman sekarang mana ada).

Kita takut sekali sama bapak dan ibu guru, coba mengadu ke orang tua, pasti kita yang salah “Karena kau memang madongo (bodoh) dan mebetta (nakal) Jajanan di sekolah tidak ada yang bahaya, permen gula merah yang dialirkan dipelepah pisang, roti pawa, taripang, sanggara utti (pisang goreng), Sanggara lame (ubi goreng), Gorengan pake tai minyak (Endapan minyak goreng), Minum es lilin, atau minuman khas warna merah jambu Pake prambosen atau sirup DHT.

Kadang sampai tamat masih punya utang di kantin, kalau tidak sampai ke sekolah ataukah bolos atau cili (cepat pulang) Karena guru ada acara atau rapat, Kita tidak tawuran apalagi narkoba, kita belum tahu semua itu tapi, Singgah menonton penjual obat di pasar.

Televisi belum banyak, hitam putih pakai lemari, dengar musik pakai radio transistor kalungan dengan music di radio RRI atau kaset pakai pita yang diputar pakai pinsil atau korek api, kalau gulungan kaset sikota2 (kusut), Ribetnya minta ampun.

Listrik belum dua puluh empat jam, kadang belajar pakai pelita, hitam semua hidung sebab asapnya, tontonan favorit saat itu adalah, TVRI (menjalin persatuan dan kesatuan)

Si Unyil, ACI (Aku Cinta Indonesia), Rumah Masa Depan, Aneka Ria Safari, Kamera Ria, Dunia Dalam Berita, Film Cerita Akhir Pekan, Selekta Pop, Keluarga Cemara, Cerdas cermat (SD), Tebak Tepat (SMP), Cepat Tepat (SMA), Film kartunnya si Huma dan Windi, Kuisnya berpacu dalam melodi.

Kalau ada acara pernikahan atau hajatan tetangga, kita asyik bermain sampai larut malam Karena kita tak dicari orang tua karena mereka juga sibuk Sampai-sampai kadang tidak ke sekolah Lalu, ketemu guru di acara pesta/hajatan, Lari sembunyi takut ditanya “kenapa tidak ke sekolah?”.

Saat telah remaja atau dewasa, Kita menyukai teman, Tapi malu bilang, Sampai tak pernah berani mengatakan dingin semua tubuh saat bertemu Hanya pakai surat cinta Yang dibeli di toko Berwarna merah jambu dengan Harumnya yang khas.

Kalau ada acara mau juga foto-foto, Masih pakai rol 10, 24 atau 36 Kalau “klise” nya terbakar…ampun dech, “cucinya” hanya tempat tertentu hanya ada di kota ditunggu sampai bermalam bahkan sampai berhari2, ketika itu namanya Kodak jadi kalau minta di foto bilang “Kodak ka dulu”. Karena rol yang dipake hanya dua Kodak (kuning) atau fuji film (hijau).

Kalau lagi panen enaknya makan di sawah, dirumah seperti gazebo atau di atas pematang, Ke sawah “massangki” (menebang padi), Massampa (memisahkan biji dengan pohon padi) Mangesso (menjemur padi), Mappaberre (penggilingan) Sisa kulit padi menjadi “awang” Lalu dibakar di bawah rumah, bersama teman “maggoce goce” (mabbenno) (semacam pop corn) atau makkambacu (tdk merekah)

Kalau pergi2 jalan kaki Hanya orang kaya atau pejabat desa yang pake motor, Itupun motor bebek atau motor Binter Apalagi naik mobil Mobil hanya yang punya pak camat Mobil Toyota warna orange atau hartop

Yang populer kala itu naik sepeda bernama sepeda jonga atau disebut sepeda singking kadangkala harus mabbendi (dokar) atau Makkaroba (dokar terbuka) Kalau dikasi uang paling lima rupiah, itu sudah banyak, karena jajanan hanya satu rupiah, uang kertas seratusan warna merah, Hanya milik anak orang kaya.

Yang menggelikan adalah, soal buang air besar belum ada toilet di rumah terpaksa jauh ke belakang disemak-semak atau di sawah, di atas sungai/kali.

Sumur jauh dari rumah, angkat airnya jauh sekali, pergi ke hutan atau ke ladang mencari kayu bakar karena masih pakai dapo’ (tungku tanah), Pancinya bernama lowa (semacam panci tapi dari tanah) Meniup api pake bambu namanya Pabberung tidak pake minyak tanah tapi dengan daun kelapa kering.

Begitulah sebagian nostalgia mereka yang lahir tahun 70-90 an ke atas.

Kalau Anda pernah merasakan ini semua, pasti tersenyum sendiri, atau mungkin terharu, atau bahkan saking terharunya tak terasa air mata menetes, Mengenang betapa indahnya, hidup kita yang lalu, terasa ingin kembali Ke dunia itu yang meski susah tapi terasa sungguh bahagia. (red)

Continue Reading

Ragam

Polda Sultra Berkomitmen Memberikan Pelayanan Terbaik pada STQH ke XXVII

Published

on

By

KENDARI – Dalam rangka menyukseskan pelaksanaan Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadist (STQH) Nasional ke 28 Tahun 2025, Direktorat Lalu Lintas Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar Apel Gelar Kendaraan Operasional.

Kegiatan berlangsung di halaman Mapolda Sultra, pada Senin (6/10/2025), dan menjadi salah satu langkah strategis untuk memastikan kesiapan sarana dan prasarana pengamanan selama event keagamaan berskala nasional tersebut.

Apel tersebut dipimpin Kepala Biro (Karo) Operasional Polda Sultra Kombes Pol Wasis Santoso, didampingi Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Sultra Kombes Pol Argowiyono.

Keduanya melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap kendaraan dinas, baik roda dua maupun roda empat, yang akan digunakan selama pelaksanaan STQH.

Pemeriksaan dilakukan secara detail untuk memastikan semua kendaraan dalam kondisi prima dan siap operasional di lapangan.

Dalam arahannya, Karo Ops polda sultra Kombes Pol Wasis Santoso menegaskan, apel kesiapan itu merupakan langkah penting untuk memastikan seluruh perangkat dan personel kepolisian siap bertugas.

Kegiatan STQH merupakan agenda nasional yang melibatkan ribuan peserta dan tamu dari seluruh Indonesia.

“Karena itu, kesiapan peralatan dan kendaraan menjadi faktor utama agar pelaksanaannya berjalan aman, tertib dan lancar,” kata Kombes Pol Wasis Santoso.

Sementara itu, Dirlantas Polda Sultra Kombes Pol Argowiyono menyampaikan pihaknya menurunkan sekitar 300 personel lalu lintas, ditambah bantuan Bawah Kendali Operasi (BKO) dari 10 Polres di wilayah Sultra.

Para personel tersebut akan bertugas mengatur lalu lintas mengamankan rute perjalanan kafilah serta menjaga kelancaran arus kendaraan, di sekitar lokasi utama kegiatan STQH, yakni kawasan Eks MTQ Kendari.

Dengan kesiapan personel dan peralatan itu, Ditlantas Polda Sultra berkomitmen memberikan pelayanan terbaik demi suksesnya pelaksanaan STQH Nasional ke-28.

Selain menjadi ajang syiar Al-Qur’an dan Hadist, kegiatan itu juga diharapkan menjadi momentum memperkuat citra Prov. Sultra, sebagai tuan rumah yang aman, tertib dan penuh semangat kebersamaan dalam menyambut tamu dari seluruh Indonesia.(**)

Continue Reading

Ragam

Upacara Hari Kesaktian Pancasila di Polda Sultra, Momentum Refleksi Menjaga Kesatuan Bangsa

Published

on

By

KENDARI, Kapolda Sulawesi Tenggara, Irjen Pol. Didik Agung Widjanarko, S.I.K., M.H, memimpin upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang berlangsung di Lapangan Apel Presisi Polda Sultra, Rabu (1/10/2025).

Upacara tersebut diikuti oleh Irwasda Polda Sultra Kombes Pol. Hartoyo, serta para pejabat utama Polda Sultra dan personel gabungan yang turut serta dalam rangka menghormati nilai-nilai Pancasila.

Tema upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2025 adalah “Pancasila Perekat Bangsa Menuju Indonesia Raya”. Upacara dilaksanakan untuk mengingatkan pentingnya Pancasila sebagai dasar negara dan panduan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila harus senantiasa dijadikan pegangan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta mencegah munculnya perpecahan di tengah masyarakat.

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila merupakan momen penting untuk mengingat peristiwa sejarah pada 1 Oktober 1965, di mana terjadi upaya kudeta yang dikenal dengan Gerakan 30 September (G30S). Dalam peristiwa tersebut, memicu perubahan dalam struktur pemerintahan Indonesia. Oleh karena itu, peringatan ini menjadi wujud penghormatan atas pengorbanan para pahlawan dan komitmen untuk terus memperjuangkan nilai-nilai Pancasila.

Dalam upacara tersebut, seluruh peserta mengheningkan cipta sebagai penghormatan kepada para pahlawan yang telah berjuang demi menjaga keutuhan NKRI. Kapolda juga mengajak seluruh jajaran untuk mengenang sejarah dan memahami makna perjuangan yang telah dilalui oleh bangsa Indonesia.

Pancasila bukan hanya sekadar simbol, tetapi juga merupakan pedoman hidup yang harus diterapkan dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam pelaksanaan tugas kepolisian. Kepada seluruh anggota personel Polda Sultra dapat menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai landasan dalam melaksanakan tugas dan pelayanan kepada masyarakat.(**)

Continue Reading

Ragam

Polda Sultra Dukung Personel Hadapi Pensiun dengan Pembekalan dan Pelatihan Keterampilan

Published

on

By

Kendari – Biro Sumber Daya Manusia (SDM) Polda Sulawesi Tenggara menyelenggarakan pembekalan dan pelatihan keterampilan untuk anggota Polri dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang akan memasuki masa pensiun. Kegiatan ini berlangsung di salah satu hotel di Kendari, pada Selasa, (16/9/2025).

Acara dibuka dengan laporan dari Kepala Bagian Perawatan Personel Polda Sultra, Kompol Adeng Supriatna, yang menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan memberikan wawasan kepada anggota Polri dan PNS Polda Sultra agar dapat mempersiapkan masa pensiun dengan lebih baik. Kegiatan ini dihadiri oleh 63 peserta, terdiri dari anggota Polri dan PNS Polda Sultra, dan dibuka secara resmi oleh Kepala Biro SDM Polda Sultra, Kombes Pol Arief Fitrianto.

Dalam sambutan Kapolda Sultra yang dibacakan oleh Karo SDM, disampaikan pentingnya persiapan mental dan finansial menjelang pensiun.

“Masa pensiun bukanlah akhir, melainkan awal dari babak baru kehidupan. Oleh karena itu, pembekalan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi para personel dalam menghadapi masa pensiun dengan lebih siap dan percaya diri,” ujarnya.

Kegiatan ini menghadirkan sejumlah pemateri, antara lain Kepala Kantor Cabang Kendari PT. Asabri (Persero) yang membahas hak-hak personel Polri dan PNS menjelang pensiun, perwakilan Bank SMBC yang memberikan wawasan tentang pengelolaan keuangan pensiun, Kepala Kantor Cabang BRI Samratulangi Kendari dengan pengenalan layanan Bank BRI, Bapak Akbar Arif Prawiryo dengan materi budidaya ikan lele, Yusran Yunus dari Perum Bulog dengan materi Rumah Pangan Kita, serta Kombes Pol La Ode Proyek dengan materi ternak ayam.

Selain pembekalan, peserta juga mendapatkan pelatihan keterampilan praktis, seperti budidaya ikan lele yang disampaikan oleh Akbar Arif Prawiryo, untuk dikembangkan pasca-pensiun.

Persiapan pensiun merupakan hal krusial bagi personel Polri dan PNS, mengingat transisi dari dunia kerja aktif ke masa pensiun dapat menimbulkan berbagai tantangan. Perencanaan keuangan jangka panjang menjadi salah satu aspek penting untuk menjaga kesejahteraan hidup pasca-pensiun. PT. Asabri dan Bank SMBC turut memberikan informasi terkait manfaat pensiun, pengelolaan dana pensiun, serta hak-hak personel, termasuk jaminan kesehatan dan asuransi.
(**)

Continue Reading

Trending