Connect with us

Politik

DPRD Kendari Evaluasi 3 Proyek Pembangunan Menggunakan Dana PEN

Published

on

Proyek fisik pembangunan jalan kembar Kadia (Inner Ring Road) Kendari

KENDARI, Kendari24.com – Tiga proyek pembangunan fisik Pemerintah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara yang menggunakan dana pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga kini belum tuntas.

Untuk mengetahui kendala dan progres pembangunan itu, DPRD Kota Kendari segera memanggil instansi teknis pelaksana proyek untuk mengevaluasi dan menjelaskan alasan perpanjangan kontrak hingga maret mendatang.

Ketua komisi III Kota Kendari Laode Rajab Jinik menjelaskan pemanggilan itu sebagai bentuk pengawasan legislatif terhadap penggunaan anggaran dalam pembangunan infrastruktur yang menggunakan APBD.

“Sekarang sudah masuk 2023 kita melihat secara kasat mata proyek itu belum selesai, DPRD terus melakukan pengawasan kita nantinya akan rapat evaluasi kembali dengan dinas terkait seperti apa tindak lanjut dari program pembangunan itu,” ungkap Rajab pada Senin (23/1/2023).

Dalam rapat evaluasi nantinya DPRD akan meminta kepada instansi terkait alasan dan kendala yang dihadapi hingga adanya perpanjangan kontrak terhadap proyek yang belum tuntas itu.

“Kalau pun pembangunan itu diperpanjang kita akan minta syarat-syarat addendum, perpanjangan itu dan juga masa kerjanya sampai kapan itu bisa selesai,” ujarnya.

Politisi Partai Golkar ini mengingatkan pemerintah Kota Kendari jika tiga proyek yang menggunakan pinjaman dan PEN itu tidak lagi dibahas pada APBD 2023 lalu. Sehingga jika pembangunan itu tidak tuntas pada 2023 maka akan menjadi beban APBD tahun berikutnya.

“Kita sudah sampaikan, APBD dalam geliat pembangunan saat ini tidak mungkin membiaya itu dan itu kita tidak bahas dalam proses penetapan anggaran 2023 kemarin,” tegasnya.

Laode Rajab Jinik, Ketua komisi III saat pimpin RDP Di DPRD Kendari

Rajab melanjutkan pinjaman dana PEN sekitar Rp. 374 miliar itu akan menjadi beban APBD setiap tahun jika pembangunannya belum selesai dan akan merugikan masyarakat. Setiap tahunnya Pemerintah Kota Kendari akan membayar pinjaman itu meskipun pekerjaannya tidak tuntas.

“Karena kalau ini tidak selesai dan kita terus membayar utang ke pemerintah pusat lewat dana PEN kan mubazir juga, hasilnya kita tidak nikmati tapi kita membayar terus itu menjadi masalah,” ucapnya.

Komisi III DPRD Kendari berharap pembangunan yang menggunakan pinjaman dan PEN dapat selesai dan mampu memberikan geliat ekonomi baru serta melahirkan sumber pendapatan bagi Kota Kendari.

Usulan pinjaman Dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Kota Kendari disetujui oleh PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dan digunakan untuk tiga proyek diantaranya, jalan kembar Kadia total anggaran sekitar Rp. 211 miliar, pembangunan Rumah Sakit tipe D kendari Di Puuwatu senilai sekitar Rp. 146 miliar, dan Rumah Sakit Kandai sekitar Rp. 16 miliar.

News

Anggota DPR RI Jaelani Komitmen Atasi Kendala Nelayan Pesisir Sulawesi Tenggara

Published

on

By

Jaelani, Anggota DPR RI temui nelayan di Sulawesi Tenggara

KENDARI – Anggota DPR RI, Jaelani, menyatakan komitmennya untuk memperjuangkan kepentingan nelayan di Sulawesi Tenggara. Hal ini ia tegaskan usai melakukan kunjungan kerja reses di sejumlah daerah pesisir di provinsi tersebut.

Dalam kunjungannya, Jaelani berdialog langsung dengan para nelayan untuk mendengarkan berbagai kendala yang mereka hadapi. Di antara permasalahan yang ditemukan adalah sulitnya akses modal, rendahnya harga hasil tangkapan, serta kerusakan pada alat tangkap.

Selain itu, tingginya biaya operasional nelayan akibat pencemaran lingkungan di wilayah tangkap juga menjadi perhatian serius.

“Sektor perikanan Sulawesi Tenggara memiliki potensi besar, namun banyak tantangan yang dihadapi nelayan. Saya berkomitmen memperjuangkan aspirasi mereka di Senayan,” tegas Jaelani dalam rilisnya, pada Minggu (29/12/2024).

Menanggapi persoalan akses modal, Jaelani menyatakan akan mendorong pemerintah untuk menyediakan program pembiayaan yang lebih mudah dijangkau oleh nelayan.

“Permasalahan ini harus segera mendapat solusi dari pemerintah,” ujar pria yang akrab disapa Bang Jay.

Jaelani juga berjanji memperjuangkan pembangunan infrastruktur pelabuhan perikanan yang lebih memadai. Menurutnya, ketersediaan sarana dan prasarana yang baik akan mendorong peningkatan produktivitas dan kesejahteraan nelayan.

“Ketersediaan fasilitas yang memadai akan membantu nelayan meningkatkan hasil tangkapannya, sekaligus mendongkrak taraf hidup mereka,” jelasnya.

Untuk menjaga stabilitas harga hasil tangkapan, Jaelani akan mendorong kebijakan yang menguntungkan nelayan, termasuk pemanfaatan teknologi modern di sektor perikanan.

“Kita perlu menghadirkan teknologi perikanan yang lebih modern agar produktivitas nelayan meningkat,” tambahnya.

Terkait tingginya biaya operasional akibat pencemaran laut, Jaelani menyoroti pentingnya langkah mitigasi kerusakan lingkungan di wilayah pesisir.

“Laut kita tercemar oleh aktivitas industri ekstraktif, menyebabkan wilayah tangkap nelayan semakin jauh dari daratan. Akibatnya, biaya produksi meningkat. Ini harus menjadi perhatian serius pemerintah,” tegas Ketua DPW PKB Sultra itu.

Jaelani juga menyoroti kebutuhan pembaruan alat tangkap dan kapal yang banyak sudah berusia tua. Ia menilai, bantuan pemerintah dalam hal ini dapat meningkatkan semangat kerja nelayan untuk terus memenuhi kebutuhan protein masyarakat.

“Nelayan adalah ujung tombak pemenuhan kebutuhan ikan masyarakat. Tanpa mereka, kita tidak bisa menikmati ikan. Oleh karena itu, sektor kelautan dan perikanan harus menjadi prioritas pemerintah,” pungkasnya.(**)

Continue Reading

Politik

Polresta Kendari Kawal Ketat Distribusi Logistik Pilkada ke Gudang KPU Konawe Selatan

Published

on

By

Polresta Kendari kawal logistik pilkada Konsel

KENDARI, tirtamedia.id — Polresta Kendari melakukan pengawalan ketat terhadap distribusi logistik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) ke Gudang Logistik Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Konawe Selatan. Pengamanan ini dimulai setelah sidang pleno tingkat kecamatan selesai. Sabtu (30/11/2024).

Logistik Pilkada yang telah diverifikasi langsung dipindahkan ke gudang logistik KPU dengan pengawalan ekstra ketat dari personel gabungan Kepolisian dan TNI. Langkah ini bertujuan memastikan distribusi berlangsung aman, tepat waktu, dan bebas dari potensi gangguan atau penyalahgunaan.

Kapolresta Kendari, Kombes Pol Aris Tri Yunarko, menegaskan bahwa pengawalan distribusi logistik adalah bagian dari komitmen Polri untuk mendukung pelaksanaan Pilkada yang aman dan lancar.

“Kami bersama TNI dan unsur penyelenggara pemilu di Kabupaten Konawe Selatan berupaya menjaga kestabilan dan integritas proses Pilkada, khususnya pada tahapan distribusi logistik,” ujar Kombes Pol Aris.

Pengawalan ini melibatkan kendaraan patroli Polresta Kendari yang memantau jalur distribusi secara intensif. Setiap kendaraan pengangkut logistik diawasi langsung oleh petugas untuk memastikan tidak ada barang yang hilang atau rusak selama perjalanan.

Sekitar pukul 10.00 WITA, logistik Pilkada tiba di Gudang Logistik KPU Konawe Selatan dan diterima langsung oleh pihak KPU setempat. Ketua KPU Konawe Selatan menyampaikan apresiasi kepada Polresta Kendari dan TNI atas pengawalan maksimal yang dilakukan.

“Dukungan dari Polresta Kendari dan TNI memberikan jaminan keamanan logistik Pilkada, sehingga semua tahapan dapat berjalan lancar,” ujar perwakilan KPU Konawe Selatan.

Keamanan logistik Pilkada menjadi prioritas utama guna menjaga demokrasi yang jujur dan adil. Diharapkan, upaya ini memberikan rasa aman kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan Pilkada mendatang.(*)

Continue Reading

Politik

Menurunnya Partisipasi Pemilih dan Ancaman Politik Uang di Pilkada Serentak

Published

on

By

Warga salurkan hak politiknya di TPS pada pilkada serentak di Kendari

Kendari, KENDARI24.COM – Pilkada serentak yang digelar pada Rabu, 27 November 2024 telah usai, di Kota Kendari mencatatkan fenomena yang memprihatinkan dengan menurunnya partisipasi pemilih dibandingkan Pemilu 2024 atau bahkan Pilwali Kota Kendari 2017. Tingkat partisipasi yang rendah ini menjadi tantangan serius bagi demokrasi lokal dan membutuhkan perhatian mendalam dari semua pihak.

Di TPS 5 Kelurahan Mokoau, Kecamatan Kambu, misalnya, hanya 274 dari 424 Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang menggunakan hak politiknya, sementara 150 pemilih tidak hadir. Ironisnya, TPS ini bahkan harus melakukan pemungutan suara ulang setelah Bawaslu menemukan adanya pelanggaran.

Situasi serupa terjadi di berbagai TPS lain di Kota Kendari berdasarkan data masuk di situs Sirekap KPU. Di Kecamatan Wua-wua, Kelurahan Anawai, tingkat partisipasi juga menunjukkan tren penurunan. Di TPS 4, sebanyak 127 dari 548 DPT tidak memilih, sehingga hanya 421 orang yang berpartisipasi. Hal serupa terlihat di TPS 9, di mana 107 dari 578 DPT tidak menggunakan hak pilihnya, dengan total pemilih hanya mencapai 471.

Kondisi ini semakin diperparah di Kelurahan Wowawanggu. Di TPS 4, dari 531 DPT, sebanyak 108 pemilih tidak hadir, sehingga hanya 423 orang yang berpartisipasi. Fenomena serupa juga terlihat di TPS lain di Kota Kendari, dengan rata-rata 50 hingga 100 pemilih per TPS tidak menyalurkan hak politiknya.

Salah satu penyebab utama menurunnya partisipasi adalah apatisme politik masyarakat yang semakin tinggi. Kekecewaan terhadap kinerja pemimpin sebelumnya, kurangnya kepercayaan terhadap proses demokrasi, atau ketidakpuasan terhadap figur calon yang tersedia membuat warga enggan datang ke TPS.

Selain itu, praktik politik uang (money politics) juga menjadi ancaman besar. Politik uang merusak integritas pemilu dan menciptakan kesan bahwa suara rakyat dapat dibeli, sehingga semakin banyak pemilih yang merasa bahwa hasil pemilu tidak lagi relevan dengan aspirasi mereka.

Situasi ini harus menjadi perhatian serius bagi penyelenggara pemilu, pemerintah daerah, dan partai politik. Diperlukan langkah strategis seperti peningkatan edukasi politik masyarakat, pengawasan ketat terhadap praktik politik uang, serta sanksi tegas terhadap pelanggaran. Upaya ini penting untuk memulihkan kepercayaan publik terhadap demokrasi dan meningkatkan partisipasi pemilih.

Kota Kendari membutuhkan pemimpin yang lahir dari proses demokrasi yang bersih dan partisipatif, bukan dari politik uang atau apatisme rakyat. Jika tren ini terus berlanjut, demokrasi lokal kita akan kehilangan makna dan tujuannya. Mari kita bersama-sama menjaga kualitas pemilu untuk masa depan Kota Kendari yang lebih baik.(Redaksi)

Continue Reading

Trending