KONAWE SELATAN – Kendari24.com, Seorang ibu rumah tangga bernama Riy (64) warga Desa Watudemba, Kecamatan Palangga, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) dilarikan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Konsel, usai menjalani Vaksinasi di balai Desa, Jumat (8/4/2022).
Anak korban Ardianto (24) menjelaskan peristiwa ini bermula saat korban ditemani oleh anak mantunya bernama Kemal datang di Balai Desa Watudemba untuk mengambil uang Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Namun sesampainya di balai Desa, korban tidak langsung menerima BLT sebesar Rp900 ribu, Dia diminta oleh seorang tenaga kesehatan bernama dr. Agus untuk menunjukan sertifikat vaksin. Anak mantu korban menjelaskan bahwa mertuanya tidak pernah di vaksin lantaran mengidap penyakit bawaan Tuberklosis (TBC).
Ardi mengakui penyakit ibunya sudah diderita oleh sejak tahun 2019 lalu. Bahkan, pada tahun 2021 korban menjalani perawatan selama 6 bulan terhitung sejak September 2021 sampai Maret 2022.
“Ipar ku sudah jelaskan kepada dokter itu bahwa orang tua kami ini tidak bisa di vaksin karena lagi masa pemulihan tetapi dokter tersebut mengaku tidak jadi masalah,” kata Hardianto.
Karena tidak mau divaksin Kemal dan dr. Agus itu sempat terlibat cekcok. Dan pada akhirnya, Kemal mengalah sebab si dokter mengaku siap bertanggungjawab jika terjadi hal buruk pada korban.
Usai divaksin tiba-tiba korba merasa pusing. Belum sempat mengambil uang BLT dia langsung dipulangkan di rumahnya karena kondisinya mulai melemah dan tak sanggup mengantri lama.
Sesampainya di rumah, kelurga yang panik hanya bisa merawat korban dengan alat seadanya sembari memijat bagian tubuhnya. Tiba-tiba datang 1 unit mobil ambulance menjemput korban dan membawanya di RSUD Konawe Selatan.
“Tiba dirumah mamaku sudah loyo dan mengaku pusing dan hanya dirawat seadanya, tidak lama muncul itu ambulance, kita tidak tahu kenapa sampai tiba ambulance,” ujarnya saat ditemui.
Saat ini, Riy masih menjalani perawatan serius di RSUD Konsel yang berlokasi di Desa Potoro, Kecamatan Andoolo, Konsel. Keluarga korban juga sedang mencari tambahan darah O sebab kondisi korban terus melemah dan kekurangan darah.
“Kondisinya masih dalam perawatan medis, dia sementara di opname di rumah sakit,” pungkasnya.
Ardianto menyayangkan tindakan dr. Agus yang telah memaksa ibunya ikut vaksin. Dia mengancam akan memproses dokter tersebut jika hal buruk dialami oleh ibunya.
Menanggapi hal itu, Kepala Puskesmas Palangga, Amrin mengaku belum mengetahui pasti kronologi kasus tersebut. Namum, dia membenarkan bahwa dr. Agus adalah tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Palangga dan menjadi eksekutor vaksinasi di balai desa itu.
“Dokter Agus tugas di sini (Puskesmas Palangga) tetapi tidak tinggal disini. Kalau ada warga yang punya riwayat penyakit, itu tindakan dokter yang bersangkutan untuk melakukan screening terlebih dahulu sebelum memberikan pelayanan vaksinasi,” katanya.
Amrin menambahkan, pelaksanaan vaksin kepada warga penerima BLT di desa tersebut dilakukan atas inisiatif mereka sendiri bekerja sama dengan berbagai instansi lainnya. Mereka memanfaatkan kesempatan itu untuk melakukan vaksinasi sebab banyak warga yang berkumpul untuk menerima BLT.
“Untuk langkah selanjutnya terkait warga yang dilarikan di rumah sakit usai di vaksin tadi, kami masih berkoordinasi dengan pihak terkait,” ungkap Amrin saat di konfirmasi via telepon.