Connect with us

Hukum & Kriminal

PKC PMII Sultra Desak Kejagung Ambil Alih Kasus Dugaan Suap Bupati Koltim Abdul Azis

Published

on

Aksi kader PMII Sultra di Kendari (Foto: Istimewa)

KENDARI – Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PKC PMII) Sulawesi Tenggara mendesak Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk mencopot Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kolaka. Desakan ini muncul akibat lambannya penanganan kasus dugaan suap yang melibatkan Abd Azis (AA) pada tahun 2022 dalam proses Pemilihan Wakil Bupati Kolaka Timur (Koltim).

Ketua Bidang Eksternal PKC PMII Sultra, Sarwan dalam keterangannya menilai bahwa Kejari Kolaka tidak profesional dan tidak transparan dalam menangani kasus tersebut. Hingga saat ini, AA yang telah terpilih sebagai Bupati Koltim 2025, belum juga diperiksa oleh Kejari Kolaka.

“Kami menilai Kejari Kolaka lamban dan tidak transparan dalam menangani dugaan kasus suap eks Wakil Bupati Koltim 2022. Padahal, sesuai aduan masyarakat, Kejaksaan Agung sudah bersurat ke Kejari Kolaka dan telah dilakukan pemeriksaan terhadap beberapa saksi, termasuk eks anggota DPRD Koltim. Mereka mengakui adanya praktik suap pada 2022 saat AA maju sebagai kandidat Wakil Bupati Koltim,” ujar Sarwan, Jumat (21/2/2025).

Sarwan juga mempertanyakan alasan AA yang hingga kini belum diperiksa. Menurutnya, hal ini menimbulkan asumsi bahwa Kejari Kolaka tidak serius dalam menangani kasus ini.

“Jika sudah ada pengakuan dari saksi terkait adanya suap, seharusnya langkah hukum yang lebih tegas segera diambil,” tegasnya.

Atas dasar itu, PKC PMII Sultra mendesak Kejaksaan Agung untuk mengambil alih kasus ini dan segera menetapkan tersangka. Selain itu, mereka juga meminta agar Kepala Kejari Kolaka dicopot dari jabatannya karena dinilai tidak mampu menangani kasus ini dengan baik.

“Kami akan terus mengawal kasus ini hingga ada penetapan tersangka. Kami tidak ingin kasus ini dibiarkan berlarut-larut tanpa kejelasan hukum,” pungkas Sarwan.

Pengakuan Saksi Terkait Dugaan Suap

Rosdiana, salah satu saksi dalam kasus ini, mengaku dicecar sekitar 22 pertanyaan terkait proses pemilihan Wakil Bupati saat itu. Ketika ditanya apakah ia menerima uang untuk memilih Abdul Azis sebagai Wakil Bupati, anggota DPRD dua periode ini membenarkan hal tersebut.

“Iya, saya mengakui menerima uang dalam pecahan dollar. Ada tiga orang saksi yang saya sebutkan juga namanya kepada jaksa. Selain uang, saya juga diberikan satu unit ponsel untuk mendokumentasikan pilihan saya saat di bilik suara,” ungkap Rosdiana, dikutip dari Lenterasultra.com.

Ia menambahkan bahwa uang tersebut diterimanya saat menjalani karantina di sebuah hotel di Kolaka, dua hari sebelum pemilihan.

Mengenai konsekuensi hukum dari pengakuannya, Rosdiana menyatakan siap menghadapinya. “Saya sudah tua, ajal tidak ada yang tahu, saya hanya ingin berkata jujur. Saya merasa lebih tenang setelah mengatakan yang sebenarnya,” katanya dengan tenang.

Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh Yudo Handoko. Pria yang akrab disapa Yudo ini mengaku menerima sekitar 25 pertanyaan, termasuk terkait hubungannya dengan Abdul Azis saat hendak maju sebagai calon Wakil Bupati Koltim lewat mekanisme pemilihan di DPRD.

“Saya pertama kali dikenalkan dengan Pak Azis oleh seorang anggota Polres Koltim yang seangkatan dengannya di kepolisian,” terang Yudo, menyebut nama anggota polisi tersebut.

Saat ditanya mengenai penerimaan uang, mantan Ketua DPD NasDem Koltim ini secara terbuka mengakui menerima sejumlah uang di sebuah hotel besar di Kolaka.

“Uangnya pecahan dollar dan dimasukkan dalam amplop putih,” ungkapnya. (**)

Hukum & Kriminal

Polri, TNI, dan Pemda Kendari Gelar Patroli Skala Besar untuk Jaga Kamtibmas

Published

on

By

KENDARI, KENDARI24.COM – Personel gabungan Polri, TNI, dan Pemerintah Daerah menggelar Patroli Skala Besar untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di wilayah hukum Polresta Kendari pada Senin (2/9/20205) malam.

Patroli diawali dengan apel gabungan di Area Eks MTQ Kendari, dipimpin oleh Kapolresta Kendari, Kombes Pol Edwin L. Sengka. Kegiatan ini melibatkan 117 personel dari Polda Sultra, Polresta Kendari, TNI, Satpol PP, dan Dinas Perhubungan.

Patroli menyasar lokasi strategis, seperti Kantor DPRD Provinsi Sultra, DPRD Kota Kendari, Kantor Wali Kota, Kantor Gubernur Sultra, serta sejumlah ruas jalan rawan tindak pidana.

Kapolresta Kendari, Kombes Pol Edwin L. Sengka, menjelaskan bahwa patroli ini merupakan langkah antisipasi pasca unjuk rasa pada 28 Agustus 2025.

“Patroli skala besar ini merupakan bentuk sinergi TNI–Polri bersama pemerintah daerah untuk menjaga situasi tetap aman dan kondusif. Kehadiran aparat di lapangan juga diharapkan dapat memberikan rasa aman serta meningkatkan kepercayaan masyarakat,” ungkapnya.

Hingga patroli selesai, situasi di wilayah hukum Polresta Kendari terpantau aman dan kondusif tanpa adanya aktivitas masyarakat yang menonjol.(**)

Continue Reading

Hukum & Kriminal

Polda Jabar Klarifikasi Isu Polisi Masuk Kampus, Tegaskan Hanya Amankan Jalan Umum

Published

on

By

BANDUNG, KENDARI24.COM – Polda Jawa Barat memberikan klarifikasi terkait tuduhan polisi masuk dan melakukan penyisiran di dalam kampus saat kericuhan beberapa waktu lalu. Kapolda Jabar Irjen Pol Rudi Setiawan menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar.

“Tidak ada Polisi yang masuk ke dalam kampus, tidak ada sweeping. Yang berada di pintu gerbang adalah kelompok massa, bukan mahasiswa UNISBA,” tegas Rudi Setiawan, Selasa, (2/9/2025).

Rudi menjelaskan bahwa polisi hanya bertugas di jalan umum dan tidak memasuki lingkungan kampus. Dalam rekaman video yang beredar, seorang direktur kepolisian terlihat menginstruksikan jajarannya untuk tidak memasuki area kampus.

Polda Jabar telah berkoordinasi dengan pimpinan Universitas Islam Bandung (UNISBA). Menurut Rudi, pihak kampus justru meminta bantuan pengamanan karena kericuhan melibatkan kelompok eksternal, bukan hanya mahasiswa.

“Kampus justru menjadi tempat yang dimanfaatkan oleh kelompok tertentu yang mempersenjatai diri dan melakukan penyerangan terhadap petugas,” ujarnya.

Kapolda menambahkan bahwa penyisiran di dalam kampus dilakukan oleh keamanan internal UNISBA, bukan polisi.

“Mereka tidak ingin nama baik kampus tercemar, sehingga internal melakukan pengusiran terhadap kelompok pengacau tersebut,” jelasnya.

Dalam patroli skala besar, polisi mengamankan 16 orang pada pukul 00.30 WIB, dengan 10 di antaranya telah teridentifikasi, terdiri dari mahasiswa, satpam, wiraswasta, dan pengangguran. Beberapa di antaranya terlibat kasus narkoba dan kepemilikan senjata berbahaya. MN (23), mahasiswa semester 5, kedapatan membawa ganja dan positif narkoba berdasarkan tes urin. MF (23) terdeteksi memiliki percakapan terkait transaksi narkoba dan ajakan membuat kericuhan. Selain itu, GOP, pengangguran lulusan SMA, dan AA (25) asal Bandung masing-masing kedapatan membawa ganja dan senjata soft gun dengan peluru gotri. Keduanya telah ditetapkan sebagai tersangka.

“Senjata gotri ini berbahaya, pada jarak dekat bisa mematikan. Untuk dua tersangka, sudah kami proses sesuai hukum. Sementara yang lainnya masih dalam pemeriksaan dan analisa tim,” kata Kapolda Jabar.

Rudi menegaskan bahwa kericuhan tersebut bukan aksi unjuk rasa mahasiswa, melainkan ulah kelompok tertentu yang merencanakan kekacauan. “Kami mohon kerja sama semua pihak, baik universitas maupun instansi terkait. Kami sudah berkoordinasi dengan Gubernur, Kajati, Pangdam dan Ketua Pengadilan agar Jawa Barat tetap aman,” tutupnya.(**)

Continue Reading

Hukum & Kriminal

Kapolda Metro Sampaikan Permohonan Maaf saat Hadiri Pemakaman Affan Kurniawan

Published

on

By

Kapolda metro jaya saat menabur bunga di makam Affan

JAKARTA, KENDARI24.COM – Kapolda Metro Irjen Asep Edi Suheri menghadiri pemakaman Affan Kurniawan, pengemudi ojek online (ojol) yang tewas tertabrak Rantis Brimob.

Jenazah Affan dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat Jumat (29/8/2025), Irjen Asep ditemani oleh sejumlah pejabat utama Polda Metro. Dia tampak mengenakan seragam dan peci hitam.

Jenazah Affan tiba di TPU Karet Bivak pukul 10.13 WIB. Jenazah akan dimakamkan di Blok AA1, Blad 1070, petak 0930.

Prosesi pemakaman dihadiri oleh banyak warga. Mereka melantunkan tahlil dan mendoakan almarhum Affan.

Jenazah Affan sebelumnya dibawa oleh ambulans dari rumah duka di Menteng, Jakarta Pusat. Kawan-kawan ojol turut mengawal proses keberangkatan jenazah ke tempat pemakaman.

Affan meninggal setelah tertabrak rantis Brimob yang tengah melintas dalam pengamanan demo di Jakarta pada Kamis (28/8) malam. Kapolda Metro Irjen Asep telah menemui pihak keluarga korban dan menyampaikan permohonan maaf.

“Saya atas nama pimpinan Polda Metro dan atas nama kesatuan menyampaikan bela sungkawa yang mendalam atas musibah ini, saya juga menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada keluarga almarhum serta seluruh warga jakarra” kata Asep, Jumat (29/8).

Asep mengatakan pihaknya akan mengusut kasus ini secara transparan. Pelaku yang terlibat akan diberikan hukuman tegas.

“Saya tegaskan di sini akan menindak tegas anggota yang melakukan kesalahan pelanggaran terhadap kejadian tadi sore,” katanya.

Pengusutan kasus ini akan melibatkan Propam Polri dan pihak eksternal. Kapolda menjamin tidak akan pandang bulu memberikan hukuman kepada anggota yang terlibat.(**)

Continue Reading

Trending