Hukum & Kriminal

Tragedi Kanjuruhan, Penonton Berdesakan Menuju Pintu 10 dan 12 Menghindari Gas Air Mata

Published

on

Aparat pengamanan menghalau penonton dengan gas air mata usai pertandingan Arema FC Versus Persebaya berakhir

MALANG, Kendari24.com – Ratusan korban jiwa usai laga di Liga 1 Arema FC vs Persebaya disebabkan karena para penonton berdesakan mencari pintu keluar. Hal itu  terjadi setelah aparat kepolisian yang mengamankan pertandingan melontarkan gas air mata untuk menghalau ribuan Aremania yang masuk ke lapangan dan menyerang pemain.

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta saat berada di Mapolres Malang, mengatakan aparat pengamanan dari TNI dan Kepolisian telah melakukan himbauan terhadap penonton dengan persuasif namun hal itu tidak berhasil dan penonton yang masuk dalam lapangan pertandingan mulai anarkis hingga membakar mobil Polisi.

“Upaya pencegahan sampai dilakukan gas air mata, karena sudah merusak mobil (polisi) dan akhirnya gas air mata disemprotkan,” ungkap Nico pada Minggu (2/10/2022)

Usai gas air mata dilontarkan aparat pengamanan ribuan Aremania yang masih berada di tribun panik dan mencari pintu keluar.  Saat menuju pintu 10 dan 12 para penonton berebut untuk keluar sehingga terjadi penumpukan disitulah terjadi tragedi ratusan orang meninggal dunia.

“Dari 40.000 penonton yang hadir, tidak semuanya anarkis tidak semuanya kecewa, hanya sebagian yaitu sekitar 3 ribuan yang masuk, turun ke tengah lapangan. Sedangkan yang lainnya tetap di atas,” ujarnya.

Dalam tragedi itu sebanyak 127 orang meninggal dunia, 34 diantaranya di Stadion Kanjuruhan sebelum dievakuasi. Sedangkan 94 orang lainnya meninggal saat menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit.

Saat ini sebanyak 180 orang korban masih menjalani perawatan medis sejumlah rumah sakit seperti dari RSUD Kanjuruhan, RS Wava Husada, RS Teja Husada, RSUD Saiful Anwar, dan beberapa rumah sakit di Kota Malang.

Trending

Exit mobile version