Kendari24 – KENDARI, Menanggapi kondisi jebolnya tanggul penahan air dari aktivitas pertambangan nikel PT Ceria Nugraha Indotama( CNI), yang berdampak rusaknya tanaman dan pemukiman terendam serta, mencemari lingkungan sungai sekitar lokasi pertambangan, Anggota komisi VII DPR RI, Rusda Mahmud menyayangkan buruknya penanganan lingkungan dari perusahaan tersebut.
Menurutnya sebelum melakukan aktivitas, segala pontensi yang dapat merugikan warga dapat diperhitungankan, sebab pemerintah berharap investasi didaerah dapat membuat ekonomi lebih baik bukan merugikan masyarakat.
“Harapannya pemerintah kenapa memberikan karpet merah kepada pengusaha tambang, agar bisa dinikmat masyarakat, jangan sampai ada bahasa mengatakan penambang untung masyarakat buntung,”.
Kasus yang terjadi di PT CNI dinilai karena minimnya pengawasan dari pihak perusahaan terhadap dampak yang akan ditimbulkan oleh aktivitas mereka, padahal pihak perusahaan telah membuat sedimen pond untuk mengurangi dampak namun masih saja jebol dan merugikan masyarakat.
“Kejadian di Ceria, Air dari di atas menyebabkan sedimen pond jebol, bisa jadi ada konsultan atau memang konsultan abal abal, sehingga kekuatan yang jebol tidak dihitung sehingga masyarakat dirugikan, air bekas tambang turun ke kebun dan rumah masyarakat,”. katanya.
Atas kejadian itu, Politisi Partai Demokrat ini berencana akan melakukan kunjungan kerja bersama tim dan inspektur tambang untuk melihat kondisi sedimen pond yang dibuat oleh Perusahaan PT Ceria Nugraha Indotama (CNI).
“Sekali waktu Kunjungan kerja, saya akan ke Ceria bersama inspektur tambang untuk melihat kondisi lokasi yang menyebabkan masyarakat terdampak,” ungkapnya.
Sebelumnya sejumlah tanaman di kebun dan perumahan masyarakat di desa Ponre, Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, terdampak banjir akibat tanggul penahan air atau sedimen pond yang dibuat oleh PT CNI jebol.
Selaian itu, air luapan banjir juga meluber hingga ke jalan Trans Sulawesi dan mencemari lingkungan sungai.