pemukiman warga terdampak banjir dari aktivitas tambang nikel
Rumah warga terdampak banjir
Kendari24 – Kolaka, Warga terdampak banjir di Desa Ponre Waru, Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, mengamuk dan pihak PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) meminta pertanggung jawaban atas aktivitas tambang yang berdampak pada tergenangnya pemukiman mereka.
Banjir yang terjadi akibat tanggul penahan air dari aktivitas tambang PT CNI jebol hingga menggenangi pemukiman dan kebun milik warga pada senin, (17/5/2021).
Warga terdampak banjir mengakui, kerapkali melaporkan kondisi tanggul yang jebol tersebut, namun, pihak perusahaan tidak peduli dan mengabaikan permintaan warga, namun setelah tanggul kembali jebol dan berdampak ke warga, mereka pun marah saat pihak perusahaan datang melihat kondisi banjir yang merugikan warga.
“Jika di biarkan terus menerus, maka makin banyak masyarakat merasakan dampak dari lalainya pengawasan perusahaan” ujar Raldi.
Untuk mengantisipasi kejadian tersebut, warga meminta agar pihak PT CNI, membuat Cekdam sesuai dengan ketentuan, sehingga tidak akan merugikan warga sekitar.
“Bahan Cekdam yang di buat hanya sebatas tanah saja (tanah labil), Akibatnya selalu jebol, parahnya karena lumpur dan bekas kayu yang dibuang oleh perusahaan masuk di pemukiman warga,” ungkapnya.
Tokoh pemuda Kecamatan Wolo, Ketua IMPPW, Syamsuriadi juga mengkritisi PT. Ceria Nugraha Indotama (CNI) atas kelalaian yang menyebabkan dampak buruk bagi masyarakat sekitar tambang.
“PT.CNI harus bertanggung jawab atas peristiwa jebolnya Cekdam yang telah merendam pemukiman, perkebunan hingga jalan umum, dan ini bukan pertamakalinya, mestinya pihak perusahaan lebih teliti dan responsif dalam mengontrol Cekdamnya agar tidak lagi terjadi dampak yangmerugikan warga,” ujarnya.
Banjir Meluber Hingga Ke Jalan Trans Sulawesi
Pihak PT.CNI melalui Manager Eksternal Relation, Andarias P. Batara menjelaskan, banjir terjadi akibat jebolnya tanggul di sekitar lahan yang telah dibersihkan untuk pembangunan smelter, dan akibat jebolnya tanggul tersebut pihaknya telah melakukan pendataan dan rencana antisipasi, dengan membuat lokasi sedimen lumpur.
“Kita sudah ketemu kepala desa dan masyarakat, kita mendata kerugian warga dan kami sudah siap bertanggung jawab,” katanya.
Untuk antisipasi awal, pemerintah setempat dan masyarakat terdampak banjir memberi waktu selama empat bulan untuk melakukan pembenahan dan perbaikan tanggul sehinga tidak lagi terjadi dampak yang merugikan warga, pihak perusahaan juga mulai mendata, sejumlah dampak yang diakibatkan oleh jebolnya tanggul yang berdampak pada masyarakat sekitar.
“Kita sudah sepakat dengan masyarakat dan kami diberi waktu pembehanahan selama 4 bulan, melakukan pendataan tanaman, dan rumah keluarga yang terkena dampak, kita hitung untuk kucurkan dana kemanusian, diluar ganti rugi tanaman milik warga,”.ujarnya usai menggelar pertemuan bersama pemerintah dan warga terdampak.