AKP Kaharuddin Kaendo Bersama Ayah Randi Saat Makan Bersama
Kendari – Kendari24.com, Sejumlah foto beredar di WhatsApp Grup (WAG) di Kota Kendari, dimana di dalam foto tersebut nampak Kasat Intel Polres Kendari AKP Kaharuddin Kaendo makan bersama dengan orang yang mirip dengan Ayah Yusuf Kardawi, makan bersama di salah satu rumah makan yang menyediakan makanan prasmanan.
Di photo lain, di tempat berbeda, Orang yang mirip Ayah Almarhum Yusuf Kardawi yang menggunakan baju kemeja kotak kotak, juga sedang makan bersama Kasat Intel Polres Kendari, Dir Intel dan Kasubdit Intel Polda Sulawesi Tenggara.
Kasat Intel Polres Kendari, AKP Kaharuddin Kaendo yang dihubungi menjelaskan dan membenarkan jika photo yang beredar di WAG itu diambil sejak tiga hari yang lalu, dan membantah jika didalam foto makan bersama itu adalah orang tua (bapak) Almarhum Yusuf Kardawi.
“Photo tiga hari yang lalu, bukan bapaknya,”ujarnya.
Salah satu photo yang beredar di WhatsApp Grup
Almarhum Yusuf Kardawi merupakan korban dari aksi 26 September di Gedung DPRD Sultra yang menolak rancangan KUHP dan Undang undang KPK. Dan hingga saat ini pelaku tewasnya Almarhum Yusuf Kardawi belum ditemukan oleh Kepolisian.
Dari Tragedi September berdarah itu, dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) tewas, Korban Almarhum Randy meninggal akibat luka tembak di bagian dada, dan Yusuf Kardawi meninggal karena benturan benda tumpul.
Jarak antara dua Korban tewas itu tidak berjauhan, setelah Kepolisian dan Hakim menggelar olah TKP beberapa waktu lalu.
Olah TKP Kasus penembakan Almarhum Randi di Depan Pintu Masuk Disnakertrans Sulawesi Tenggara
Sebelumnya polisi menyatakan Yusuf meninggal akibat benturan benda tumpul di kepala. Namun berdasarkan keterangan saksi pada saat kejadian, sebelum tewas di depan pintu keluar Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertrans) Sultra, terjadi berbagai rentetan tembakan. Dan pada saat bersamaan Yusuf terjatuh dengan luka parah di kepala.
Meski sempat dirawat di RS Bahteramas Kendari, Namun mahasiswa Fakultas Teknik itu menghembuskan napas terakhir Jumat (27/9) sekitar pukul 04.00 WITA setelah kritis usai demonstrasi ricuh di depan Gedung DPRD Sulawesi Tenggara pada Kamis (26/9/2019). (**)