Hukum & Kriminal

Habitat Terganggu, Anoa Berkeliaran Di Lokasi Tambang Nikel Di Konawe

Published

on

KENDARI, Kendari24.com – Kerusakan alam menjadi salah satu penyebab satwa kehilangan habitat aslinya sehingga satwa langka tersebut mencari habitat baru. Sehingga perlindungan terhadap satwa dilindungi dapat lebih maksimal.

Bukan pertama kalinya, Anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis) muncul dan berkeliaran di lokasi penambangan nikel di Konawe, Sulawesi Tenggara. Kemunculan hewan langka itu ditengarai akibat habitat hidupnya rusak dan terganggu.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tenggara Sakrianto Djawie mengatakan, beberapa hari lalu beredar video kemunculan anoa di lokasi perusahaan tambang nikel di Kecamatan Routa, Konawe.

Dengan adanya video tersebut, BKSDA Sultra telah berkoordinasi dengan pihak perusahaan pemilik konsesi penambangan untuk memastikan kebenaran informasi itu.

“Kemunculan satwa anoa lokasi munculnya berbatasan dengan lokasi tambang disitu PT SCM, kami sudah minta anggota untuk berkoordinasi dengan perusahaan terkait kemunculan satwa di wilayah mereka”, ujar Sakrianto, Senin (6/6/2022).

BKSDA mengidentifikasi anoa yang muncul disekitar base camp PT Sulawesi Cahaya Mineral adalah induk yang berusia sekitar 7 tahun dan anaknya sekitar 6 bulan.

“Dari koordinasi PT SCM, memang sering katanya muncul dia (Anoa) bukan kemunculan pertama, sering kali muncul di dekat basecamp mereka. Nanti kita identifikasikan bersama pihak perusahaan dan pihak lainnya kita identifikasi”, katanya.

Lanjut Sakrianto, hasil identifikasi nanti pihaknya akan mengupayakan proteksi dan menjamin keberlangsungan hidup dan melindungi habitat anoa di Konawe yang habitatnya kini terancam akibat konsesi izin penambang nikel.

“Kita akan identifikasi sebarannya, dan memproteksi kawasan yang menjadi habitatnya untuk menjamin keberlangsungan dan perlindungan terhadap anoa”, ungkapnya.

BKSDA Sultra berharap untuk menjaga keberlangsungan hidup anoa yang sudah terancam punah, pihak perusahaan yang akan melakukan aktivitas di kawasan hutan dapat berkoordinasi dan melibatkan BKSDA untuk menghindari gangguan dari aktivitas hewan maupun tumbuhan yang ada di kawasan hutan.

Trending

Exit mobile version