Politik

Dukung Ketahanan Pangan, BWS Sulawesi IV Kendari Tanam 7 Hektar Jagung dan Padi Di Konawe

Published

on

Kepala BWS Sulawesi IV Kendari, Agus Safari Bersama Stockholder usai mencanangkan Gerakan Tanam Pangan Di Konawe (Senin/19/9/2022)

KONAWE, Kendari24.com – Menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo dan Menteri PUPR dalam menjamin ketersedian pangan untuk mendukung pemulihan ekonomi pasca pandemi, Balai wilayah Sungai (BWS) Wilayah Sulawesi IV Kendari melakukan pencanangan Gerakan Tanam Pangan di Konawe.

Pencanangan pertama yakni penanaman jagung di dua lokasi berbeda yakni  di desa Karandu dan bendung wawotobi Kecamatan Lambuya Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara pada Senin (19/9/2022).

Kepala BWS Sulawesi IV Kendari, Agus Safari  mengatakan kegiatan gerakan tanam pangan menjadi bentuk dukungan kepada masyarakat untuk menjaga tanaman pangan pasca pandemi.

“Gerakan Tanam Pangan hari ini sebagai bentuk dukungan dan usaha dalam menjaga ketahanan pangan di Indonesia,” ujar Agus dalam sambutannya.

Gerakan tanam pangan, BWS Wilayah IV Kendari menargetkan 7 hektar tanaman pangan berupa jagung dan padi.

Untuk awal penanaman sebanyak 2 hektar dilakukan di desa Karandu dan rencananya akan dilakukan penanaman 1 hektar tanaman padi. Sementara di bendung Wawotobi juga merencanakan penanaman jagung 2 hektar dan tanaman pangan palawija di bendungan Ameroro sekitar 2 hektar.

“Memilih tanaman jenis palawija pada kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk menciptakan diversifikasi atau keragaman pangan agar masyarakat juga bisa terbiasa dengan jenis pangan lainnya  yang kandungan karbohidratnya bisa menjadi pengganti bahan makanan pokok seperti beras,” ujarnya.

Kepala BWS Wilayah IV Kendari berharap melalui kegiatan Gerakan Tanam Pangan dapat memotivasi tidak hanya kepada petani tetapi kepada setiap unsur yang ada di dalam masyarakat Sulawesi Tenggara untuk tetap produktif dan dapat melakukan hal serupa dan berkelanjutan di lingkungan masing-masing agar memiliki dampak yang signifikan dalam menjaga ketahanan pangan di Indonesia.

Trending

Exit mobile version