KONAWE KEPULAUAN – Kendari24.com, Puluhan warga Wawonii, kembali melakukan aksi penghadangan alat berat milik perusahaan PT Gema Kreasi Perdana (GKP) di Desa Sukarela Jaya, Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabupaten Konawe Kepulauan, Sulawesi Tenggara, Kamis (3/3/2022).
Ibu-ibu kembali histeris dan berbaring diatas tanah di depan alat berat yang akan melewati pembatas lahan warga.
Mereka melakukan perlawanan atas dugaan pernyerobotan lahan dan mengklim jika alat tersebut melewati sungai maka sumber air yang selama ini menjadi kebutuhan hidup warga akan tercemar.
Warga yang didominasi ibu-ibu itu bahkan rela bertelanjang dada demi mempertahankan lahan perkebunan mereka yang dilewati jalan menuju perusahaan tambang.
Marlion, Koordinator Humas PT GKP membantah aksi penerobosan itu, pasalnya lokasi yang diserobot itu merupakan milik perusahaan yang telah dibebaskan dari warga lain.
Dia juga tak menampik adanya warga yang mengklaim lahan tersebut, namun pihaknya bersikeras punya dokumen yang lengkap soal kepemilikan lahan itu.
“Wajarlah kami lintasi karena itu lahan kami, dan itu wajar” ujarnya.
Marlion, Humas PT Gema Kreasi Perdana (GKP)
Lanjut Marlion, lahan yang diklaim warga itu rencananya akan digunakan untuk jalan menuju tambang dan sudah dimiliki oleh perusahaan yang telah dibeli dari seorang warga bernama Wa Asina.
“Itu rencana pembuatan jalan houling kami, Tindakan kami tetap akan menguasai lahan itu dengan memberikan pemahaman dan edukasi, kami sudah berikan waktu bernegosiasi tetapi mereka masih bersikeras sementara alas hak mereka tidak ada,” ungkap Marlion.
Sebelumnya juga puluhan warga di Desa Sukarela Jaya, Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabupaten Konawe Kepulauan, Sulawesi Tenggara, menangis histeris saat menghadang alat berat tersebut.
Ratna pemilik lahan mengaku pihak perusahaan menerobos lahan mereka dengan menggunakan excavator dan merusak sumber air satu satunya bagi warga sekitar, aktivitas penerobosan ini juga dikawal langsung aparat penegak hukum (APH) dari TNI-Polri. Warga pun terlihat mengusir aparat keamanan yang berjaga.
“Kita ini bertahan demi kami punya hak, toh kalau tidak ada haknya masyarakat disitu dihapuskan pak, dihapuskan itu undang undang berapa ayat, berapa hak asasi manusia, supaya bebas itu tambang masuk, ujarnya.